selamat Datang

Terima Kasih kepada sanak yang telah mampir di blog yang sederhana ini,.mohon kritikan dan saran untuk kemajuan blog yang kami kelola ini..
thanks atas partisipasinya,

Jumat, 24 Desember 2010

8.846 RTSM di Pessel Terima Santunan PKH

8.846 RTSM di Pessel Terima Santunan PKH
Desember 2010

Painan, Desember--

Sebanyak 8.846 Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) pada tujuh kecamatan, di Kabupaten Pesisir memperoleh santunan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) pada tahun ini.

Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pessel, Zefnihan memaparkan penerima santunan tersebut terdiri dari 603 RTSM di Kecamatan Koto XI Tarusan, 736 RTSM di Bayang, 1.154 RTSM di Sutera, 1.318 RTSM di, 2.393 RTSM di Linggo Sari Baganti, 1191 RTSM di Pancung Soal dan 1.251 RTSM di Lunang Silaut.

Menurutnya, PKH merupakan salah satu dari program Nasional yang mampu menekan angka kemiskinan di Kabupaten Pesisir Selatan di mana setiap kepala menerima santuan maksimal sebesar Rp2,2 juta tergantung jumlah tanggungan dalam keluarga tersebut. Bantuan itu akan dicarikan dalam 4 tahap setiap tahunnya, katanya.

Dengan adanya program ini, katanya, angka kemiskinan yang mencapai 41 ribu KK pada tahun 2005 mampu ditekan sebesar 29 persen menjadi 30 ribu KK pada tahun 2009.

Kini masih ada sekitar 22 ribu KK miskin lagi di Pessel yang perlu mendapat sentuhan PKH sehingga anak-anak dapat bersekolah dan masyarakat yang sakit dapat berobat ke dokter, tambahnya.

Sementara, kriteria penerima santunan PKH tersebut dinilai naik dri segi kesehatan maupun pendidikan. Di bidang kesehatan yaitunya ibu hamil, nifas, balita dan bidang pendidikan SD/sederajat sampai tingkat SLTP (Sekolah Lanjutan Pertama) atau sederaja

Pessel Tetap Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur

Pessel Tetap Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur
Desember 2010

Painan, Desember----

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur untuk tahun 2011 yang ditekankan pada jalan-jalan mitigasi bencana serta penyelesaian program-program yang belum rampung di tahun 2010.

"Peningkatan akses ke sentara-sentra produksi pertanian, peternakan, perkebunan dan pengembangan pariwisata serta ke lokasi transmigrasi serta peningkatan jalan dan perbaikan jembatan masih terus dilakukan," kata Bupati Pessel, Nasrul Abit.

Keterbatasan anggaran masih menjadi kendala bagi pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam peningkatan infrastruktur terutama jalan-jalan antar daerah yang memerlukan perbaikan.

Jalan yang menghubungkan Kampung Koto Merapak Nagari Padang XI Punggasan dengan Kampung Koto Panjang Nagari Punggasan Timur Kecamatan Linggo Sari Baganti, serta perbaikan jembatan gantung Pasar Barung Barung Balantai, Koto Panjang Kecamatan Koto XI Tarusan juga mendapat perhatian.

"Pembangunan jalan dimaksud akan kita perbaiki secara bertahap," tuturnya.

Sementara, pembangunan infrastruktur jalan di Pessel terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jika tahun 2005 panjang jalan aspal hanya 447.60 Km sekarang bertambah 6 persen tahun 2009.

"Bertambah sepanjang 134,50 kilometer dari semula, menjadi 582.10 Km tahun 2009," ucapnya.

Menurutnya, peran PNPM dan kegiatan manunggal tahun 2009 juga sangat membantu dalam peningkatan jalan ini.

Bupati Pessel akan Ekspos Pengembangan Pelabuhan Panasahan

Bupati Pessel akan Ekspos Pengembangan Pelabuhan Panasahan
print send pdf
Selasa, 21 Desember 2010 | 14:28:00 WIB

Painan, Desember----

Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit akan melakukan ekspos pemberdayaan pengembangan Pelabuhan Panasahan bersama pengusaha Crude Palm Oil (CPO) dari Pessel dan Muko Muko Provinsi Bengkulu, Rabu (22/12).

"Ekspos ini akan dilakukan pukul 10.00 WIB di rumah dinas Bupati Pessel," kata Kabag Humas dan Dokumentasi Setdakab Pessel, Sabrul Bayang pada pesisirselatan.go.id di ruangannya, Selasa (21/12)

Pelabuhan ini katanya, akan diberdayakan untuk bongkar muat hasil kebun sawit dan memudahkan dalam akses transportasi selain melalui jalan darat.

Sedangkan dalam ekspos nanti, Bupati Pessel juga akan didampingi Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno yang sekaligus pada pukul 14.00 WIB direncanakan membuka MTQ Kabupaten ke-35 di Kecamatan Basa IV Balai Tapan.

Pelabuhan Panasahan adalah sebuah dermaga yang berlokasi di Pantai Teluk Painan, sekitar 1,5 kilometer dari pusat Kota. Kini belum banyak kapal yang singgah di dermaga ini, tetapi lokasi ini selalu ramai setiap sore didatangi pengunjung dan warga setempat untuk memancing serta menikmati matahari terbenam.

Harga Gambir Anjlok Di Pesisir Selatan

Harga Gambir Anjlok Di Pesisir Selatan
print send pdf
Desember 2010

Painan Desember---
Petani gambir Pesisir Selatan mengeluhkan harga gambir saat ini. Pasalnya, harga komoditi tersebut anjlok sejak sepekan terakhir ditingkat petani. Dari harga sebelumnya Rp20.000 kini menjadi Rp15.000 per kilogram. November lalu harga getah gambir kering ini sempat berada pada posisi Rp26 ribu per kilogram. Sementara, harga daun gambir basah berada pada posisi Rp1.600,-, perkilogram.

"Harga getah gambir kini turun lagi. Pekan lalu, getah gambir kering Rp.20 Ribu perkilogram, kini hanya Rp.15.000,- perkilogram. Kualitas getah kami bagus, tidak pernah dicampur dengan bahan lain yang membuat anjloknya kwalitas ini. Harga itu sungguh sangat dibawah yang diduga. Jika ini berlanjut, bukan sedikit lagi petani gambir disini banting setir ke pekerjaan lain", ungkap Zal petani gambir di Batangkapas tadi pagi.

Pada beberapa bulan lalu harga gambir ini sempat mandep (bertahan) pada posisi yang sangat rendah ini, yakni Rp.14 Ribu perkilogram. Sehingga membuat petani mengeluh karena, biaya yang harus dikeluarkan untuk keluarga dan upah buruh dalam mengolah gambir basah menjadi gambir kering yang siap untuk dipasarkan saat itu tidak lagi seimbang dengan penghasilan yang didapat sebagai petani gambir.

Idealnya harga gambir kering ditingkat petani diatas Rp.30 Ribu perkilogram. Dengan harga tersebut petani gambir baru bisa bergairah, karena selain keuntungan yang didapat, petani juga akan mendapatkan sedikit ujung (sisa) untuk simpanan keluarganya dari hasil penjualan gambir.
Selain Siguntur Kecamatan Koto XI Tarusan, kini beberapa kecamatan kainnya di Pesisir Selatan seperti Batangkapas, Sutera juga penghasil gambir terbesar di Sumbar. Mayoritas mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani gambir.

Minggu, 19 Desember 2010

Istana Rapat Bahas Gempa, Gunung Api & Banjir

Istana Rapat Bahas Gempa, Gunung Api & Banjir
Di Bandung berdiri Pusat Riset Kegempabumian. Pusat Riset Kegunungapian nanti di Yogya.
Jum'at, 10 Desember 2010, 10:16 WIB
Arfi Bambani Amri
VIVAnews - Sebagai negara yang berada pada zona patahan tektonik aktif dan jalur lingkaran gunung berapi terpanjang di dunia, Indonesia memiliki potensi bencana gempa dan letusan gunung berapi yang lebih tinggi dibandingkan berbagai negara lain di dunia. Tahun 2010 ini menjadi saksinya, ketika Gunung Sinabung dan Merapi meletus, serta gempa dan tsunami di Mentawai.

Bahkan, kondisi geologis Indonesia juga disinyalir turut memudahkan terjadinya banjir bandang, seperti yang terjadi di Wasior (Papua), Padang, dan Aceh, beberapa waktu lalu.

“Keunikan posisi geografis dan kondisi geologis Indonesia itu harus  kita jadikan acuan untuk mengantisipasi risiko kebencanaan," Erick Ridzky, Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) Andi Arief. "Karena itu, kita perlu membicarakan konsep mitigasi bencana yang ada secara komprehensif. Sebab, ada dugaan kuat bahwa antara bencana tektonik, vulkanik, juga banjir bandang, memiliki kaitan dengan karakteristik geologis kita,” kata Erick kepada VIVAnews.

Untuk membahas antisipasi risiko kebencanaan dan pola mitigasi atas potensi bencana di beberapa lokasi yang menjadi “hot spot”, seperti Siberut, Sumatera dan Gunung Anak Karakatau, Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana bersama berbagai lembaga pemerintah dan kalangan pakar kebencanaan.

Acara ini digelar Jumat 10 Desember 2010 siang ini di Istana Presiden. Rapat akan dihadiri petinggi-petinggi lembaga pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi pokok penanganan bencana. Sejumlah ahli kebencanaan tingkat nasional dan internasional, termasuk pakar gempa bumi kenamaan dari Earth Observatory of Singapore (EOS), Prof. Kerry Sieh, akan hadir.

“Profesor Sieh yang pernah menjadi narasumber dalam pembuatan program dokumenter mengenai “Tsunami Asia” di National Geographic, akan membuka hasil penelitiannya mengenai potensi gempa bumi di Siberut, Sumatera Barat. Banyak ahli yang mempercayai bahwa terjadi gempa besar setiap dua ratus tahun sekali di patahan tektonik Sumatera tersebut,” ujar Erick Ridzky.

Selain itu, Rektor UGM Prof. Sudjarwadi dan pakar geologi asal UGM, Prof. Dwi Korita Karnawati, juga direncanakan hadir. Kehadiran rombongan pakar kebencanaan dari UGM itu terkait dengan rencana pembangunan Pusat Riset Kegunungapian di Yogyakarta, sebagai antisipasi terhadap fenomena keaktifan kembali berbagai gunung berapi di Indonesia.

Sebelumnya, Istana juga terlibat aktif mendukung pembangunan Pusat Riset Kegempabumian di Bandung. Pusat Riset Kegempabumian tersebut direncanakan segera memulai aktifitasnya pada awal tahun depan.

Tsunami Mengintai, Isu Meruyak,,Pak SBY, Tolonglah Kami...

Kamis, 25 November 2010
Tsunami Mengintai, Isu Meruyak
Pak SBY, Tolonglah Kami...
Khairul Jasmi

Pak SBY, kami warga di pesisir Sumbar, mati saja yang belum. Kalaulah Bapak berkantor di Padang, takkan terpicingkan mata oleh bapak, meski malam telah larut. Pak Gubernur kami, sekarang sudah kurus. Kemarin bersama Waka Polda, Wagub, Walikota Padang, mengimbau rakyat untuk tidak resah. Pejabat kami kurang tidur sekarang, Pak. Bagaimana bisa tidur, di mana-mana rakyat ketakutan akan isu gempa besar. Sudahkah Bapak tahu akan hal itu?
Pak SBY yang terhormat...
Maksud hati hendak membangun jalan evakuasi, membangun shelter, mendinding laut, tapi kami tak punya uang. Pemerintah pusat tak peduli. Kami tahu tak peduli, karena kata Bappenas, tak ada dana pusat untuk membuat shelter di Sumbar. Akan Bapak biarkan saja kami mati disapu tsunami, jika monster itu datang?
Sekarang Pak, tiap sebentar isu meruyak, lewat SMS, dari mulut ke mulut, resume rapat interen pejabat pemerintah disebar PNS tak bertanggungjawab. Kalau SMS terorisme, secepat kilat Densus 88 bergerak. Dijemput malamnya orang. Tapi tiba di SMS teror gempa, kenapa tak bisa, Pak?
Kami seperti terhukum mati menunggu eksekusi. Ulama kami sudah bertunas mulutnya memberi nasihat, tapi kami takut juga. Jiwa yang resah adalah penyakit, sedang hati yang riang adalah obat.
Yang terjadi hati kami diperparah oleh pakar. Tim Sembilan yang Bapak bentuk datang ke Padang, hanya untuk bilang: “Itu gempa di Mentawai baru buntutnya, yang akan kita tunggu bapaknya, ini bukan mempertakut, tapi harus disampaikan,” katanya.
Tim ini, melibas urusan BMKG. Padahal negara memercayakan kepada BMKG, namun Tim Sembilan lebih jago dan merasa berkompeten. Maka takutlah seisi kota, takutlah seisi kampung, dari ujung ke ujung. Setelah itu tim hebat tersebut pergi ke Jakarta, ke pangkuan istri dan anak-anaknya. Ketika gempa datang, yang sibuk justru BMKG.
Pak SBY yang tercinta...
Waktu pemilu 80 persen suara rakyat Sumbar untuk Bapak, maka sewajarlah kini, ketika kami memerlukan bantuan, Bapak bantu kami. Suratkabar Singgalang menawarkan, agar laut Sumbar didinding. Biayanya takkan sampai Rp20 triliun. Sekali angguk saja oleh Bapak, beres semua. Ini lebih penting dibanding Jembatan Selat Sunda.
Dinding laut itu ada di Jepang, di Korea dan di sejumlah negara lainnya. Bentuknya seperti Tembok Cina. Bisa untuk jalan di atasnya. Kira-kira tingginya 10 sampai 15 meter. Panjangnya, orang PU yang bisa mengukurnya Pak. Sekalian bisa untuk lokasi rekreasi, bahkan jalan tol bisa dibuat di atasnya Pak. Bukankah Bapak akan membuat jalur lintas barat Sumatra? Dinding laut itu saja jadikan jalan. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampau.
Bisa Bapak bayangkan musibah tsunami Aceh, untuk rehab rekon (RR)nya saja habis uang minimal Rp75 triliun. Kerugian yang terjadi, empat kali lipatnya, barangkali. Akibat amuk alam ini, tidak kurang dari 132 ribu orang Aceh meninggal dan 37 ribu orang dinyatakan hilang.
Apalah artinya yang Rp20 triliun untuk mendinding laut Pak. Atau habis dulu orang Minang oleh tsunami, baru kemudian dibentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Sumbar.
Okelah, tak ada uang untuk dinding laut, untuk shelter juga boleh. Padang memerlukan setidaknya 100 shelter. Sebanyak itu pula di wilayah lain di Sumbar. Tiap shelter Rp30 miliar. Kata Bappenas, tak ada dana untuk itu. Disuruhnya pemerintah daerah “kreatif”. Itu sama dengan membunuh namanya. Bagaimana perencanaan pembangunan, bisa melupakan mitigasi? Lupa akan nasib rakyat, kecewa berat kami dengan Bappenas.
Hentikanlah agak sejenak membangun jalan tol di Pulau Jawa itu, alihkan uangnya untuk Sumbar. Apakah untuk membangun shelter, escape building, dan jalan evakuasi atau dinding laut.
Pak SBY, jalan evakuasi saja di Padang sudah tujuh tahun tak selesai. Uang untuk membebaskan tanah tak kunjung cukup. Kasihlah kami uang untuk pembebasan jalan itu saja dulu, sudah besar hati kami, Pak. Ini kan tidak, selalu saja jawabannya klise, “pusat tak ada uang untuk pembebasan tanah”.
Kalau untuk proyek biasa, bisa diterima, tapi untuk proyek kemanusiaan, apa tidak bisa pusat turun tangan?
Kadang kami di Sumbar merasa jauh dan sepi sendiri. Kenapa pemerintah pusat tak peduli lagi pada kami. Sedih hati kami di sini.
Mohon temani kami dalam masa-masa sulit ini Pak. Kami sedang gamang. Hanya kepada Tuhan kami bisa mengadu, berdoa, berserah diri.
Kalau Bapak mau membantu, kami tawarkan tujuh hal untuk meminimalkan dampak tsunami di Sumbar. Ketujuhnya dinding laut, relokasi penuh warga pesisir Sumbar, relokasi zone merah saja, buat shelter, buat ecape building, jalur evakuasi, tanam trembesi dan bakau di pantai atau reklamasi. Sampai hari ini, hanya satu yang sudah ada yaitu satu unit shelter yaitu SMA 1 Padang. Itupun bantuan Yayasan Budhi Suci, bukan uang pemerintah.
Pemerintah daerah takkan bisa berbuat apa-apa, kalau pusat tak membantu. Penyakitnya Pak, kementerian dan Bappenas, kalau tak dilobi, tak dihiraukannya nasib rakyat. Apa perlu lagi lobi-lobi semacam itu, sementara kami sedang gundah gulana?
Jika Bapak memerlukan sepucuk surat yang ditandatangani seluruh rakyat, kami siap membuatnya.
Kami tak takut mati Pak, sebab ajal sudah tersurat di Arasy. Mati hari ini, pasti mati. Tapi, bukankah kita perlu berikhtiar? Apalagi rakyat Sumbar adalah bagian integral dari Indonesia.
Pak SBY yang terhormat...
Jujur saja, bangsa yang besar ini, berhutang sejarah pada kami orang Minang. Kami tak minta dibayar, tapi berbuat baiklah pada saat yang tepat. Saatnya sekarang.
Kalau pada 2011 hanya rapat ke rapat saja, janji ke janji saja, maka kami akan menjadi rakyat yang patah arang.
Pak SBY...
Maafkan saya yang sudah lancang menulis seperti ini. Apa boleh buat ditangkap intel pun sudah risiko saya. Tak ada pilihan lain, Bapak harus turun tangan.
Ah, jika saja Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, Yamin, Agus Salim, masih hidup, mungkin nasib kami takkan semalang sekarang. Hari ini pasti dipanggilnya Bapak ke rumahnya.
“Tolong kampuang kami ya, Pak Presiden,” kata Hatta, suara beliau antara terdengar dan tidak.
“Tolong itu Sumbar, lumbungnya demokrasi,” kata Sjahrir.
“Demi rakyat jelata yang menderita setiap hari, bantu Ranah Minang,” kata Datuk Tan Malaka.
“Minangkabau adalah libero dalam pembentukan Negara Kesatuan RI, bantu sekarang, rakyatnya sedang nestapa,” kata Pak Yamin.
“Belum bersekolah orang di tempat lain, orang Minang sudah studi ke Belanda, buat sekolah jadikan shelter,” kata Agus Salim.
Tapi tidak. Beliau telah tiada. Kami sepi sendiri Pak Presiden SBY.
Wassalam. (*)

Harga Minyak Goreng Curah Naik

Kab. Pesisir Selatan | Sabtu, 18/12/2010 11:02 WIB

Harga Minyak Goreng Curah Naik

Yoni Safrizal - Padang Ekspres

klik untuk melihat foto

Kenaikan harga kebutuhan bahan pokok memang menjadi keluhan masyarakat terutama bagi kalangan ibu rumah tangga. Hal ini memang disebabkan karena kenaikan harga ini tidak sejalan dengan peningkatan penghasilan sebagai mana yang terjadi saat ini.

Di Pesisir Selatan (Pessel) herga minyak goren curah di tingkat pedagang kembali naik sejak sepekan terakhir. Kenaikan ini mencapai Rp1.300 perkilogram dari Rp9.700 sebelumnya., sebab saat ini telah mencapai Rp11 ribu perkilogramnya.

"Kebutuhan permintaan jenis minyak goreng curah ini memang tinggi di tingkat pengecer, sebab rata-rata ibu rumah tangga di daerah memang menjadikan minyak curah ini sebagai pilihan karena keterbatasan ekonomi. "Namun penjualan terpaksa dinaikan seiring peningkatan tebusan kepada distributor juga naik," ungkap Siyas 34, pedagang eceran di Pasar infres Painan kemarin.

Walau jenis minyak goreng curah ini mengalami kenaikan sejak 1 pekan terakhir, namun pasokan dari distributur kepada pedagang eceran tetap lancar dan tidak terjadi kelangkaan. Sepeken sebelumnya harga eceran ini masih Rp9.700, namun sekarang telah naik menjadi Rp11 ribu.

"Penjualan minyak gorang kemasan yang dijual di pasar Infres painan ini memang bervariasi tergantung merek, namun untuk jenis minyak goreng jurah sampai sekarang masih bertahan pada angka Rp11 ribu, walau jenis ini yang paling laris" ungkap Marnis 41, pedagang lainya.

Naiknya harga pembelian minyak goreng curah dari pengecer kepada konsumen ibu rumah tangga ini, memang dikeluhkan Desi 31, ibu rumah tangga di Jalan Darwir Painan.

"Walau kenaikan ini hanya berkisar Rp1.300, namun cukup mengejutkan kami sebagai ibu rumah tangga, sebab jika harganya sudah naik akan sulit kembali turun sebagai mana sebelumnya. Padahal kebutuhan terhadap minyak goreng ini merupakan yang utama. Yang kita takutkan, kenaikan harga minyak goreng jurah ini bisa berdampak terhadap kenaikan jenis lain, sementara penghasilan keluarga masih tetap," keluhnya.

Cari Blog Ini

ANGGOTA