selamat Datang

Terima Kasih kepada sanak yang telah mampir di blog yang sederhana ini,.mohon kritikan dan saran untuk kemajuan blog yang kami kelola ini..
thanks atas partisipasinya,

Kamis, 27 Januari 2011

Wanita Pertama Masuk Sorga

Pernahkah terbersit dalam pikiran anda untuk bertanya “Siapa sih wanita yang pertama masuk surga di akhirat kelak?”. Sebuah pertanyaan iseng yang kalo dipikir-pikir sih ternyata membuat kita penasaran juga ya. Jika anda penasaran (seperti juga aku ketika itu), maka anda sama penasarannya dengan Siti Fatimah, putri Rasulullah Saw. Ia berniat menanyakan hal ini kepada ayahandanya.

Lalu, apakah anda menduga bahwa wanita yang pertama masuk surga itu adalah Siti Fatimah? Atau ibunda beliau Siti Khadijah, atau Siti Aisyah ataukah salah satu dari keluarga Rasulullah Saw lainnya? Mmm. Jika iya, jawaban anda ternyata salah. Inilah hebatnya Islam, tidak mengenal istilah ‘nepotisme’ (hehehe). Dalam sebuah ceramah agama, akhirnya aku tahu, ternyata wanita yang diperkenankan masuk surga pertama kali adalah seorang wanita yang bernama Muti’ah. Anda kaget? Sama seperti Siti Fatimah ketika itu, yang mengira dirinyalah yang pertama kali masuk surga.

Siapakah Muti’ah? Karena rasa penasaran yang tinggi, Siti Fatimah pun mencari seorang wanita yang bernama Muti’ah ketika itu. Beliau juga ingin tahu, amal apakah yang bisa membuat wanita itu bisa masuk surga pertama kali? Mmm, pencarian pun dimulai, sodare-sodare…

Setelah bertanya-tanya, akhirnya Siti Fatimah mengetahui rumah seorang wanita yang bernama Muti’ah tersebut. Kali ini ia ingin bersilaturahmi ke rumah wanita tersebut, ingin melihat lebih dekat kehidupannya. Waktu itu, Siti Fatimah berkunjung bersama dengan anaknya yang masih kecil, Hasan. Setelah mengetuk pintu, terjadilah dialog.

“Di luar, siapa?” kata Muti’ah tidak membukakan pintu.

“Saya Fatimah, putri Rasulullah”

“Oh, iya. Ada keperluan apa?”

“Saya hanya berkunjung saja”

“Anda seorang diri atau bersama dengan lainnya?”

“Saya bersama dengan anak saya, Hasan?”

“Maaf, Fatimah. Saya belum mendapatkan izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki”

“Tetapi Hasan masih anak-anak”

“Walaupun anak-anak, dia lelaki juga kan? Maaf ya. Kembalilah besok, saya akan meminta izin dulu kepada suami saya”

“Baiklah” kata Fatimah dengan nada kecewa. Setelah mengucapkan salam, ia pun pergi.

Keesokan harinya, Siti Fatimah kembali berkunjung ke rumah Muti’ah. Selain mengajak Hasan, ternyata Husein (saudara kembar Hasan) merengek meminta ikut juga. Akhirnya mereka bertiga pun berkunjung juga ke rumah Muti’ah. Terjadilah dialog seperti hari kemarin.

“Suami saya sudah memberi izin bagi Hasan”

“Tetapi maaf, Muti’ah. Husein ternyata merengek meminta ikut. Jadi saya ajak juga!”

“Dia perempuan?”

“Bukan, dia lelaki”

“Wah, saya belum memintakan izin bagi Husein.”

“Tetapi dia juga masih anak-anak”

“Walaupun anak-anak, dia juga lelaki. Maaf ya. Kembalilah esok!”

“Baiklah” Kembali Siti Fatimah kecewa. Namun rasa penasarannya demikian besar untuk mengetahui, rahasia apakah yang menyebabkan wanita yang akan dikunjunginya tersebut diperkanankan masuk surga pertama kali.

Akhirnya hari esok pun tiba. Siti Fatimah dan kedua putranya kembali mengunjungi kediaman Mutiah. Karena semuanya telah diberi izin oleh suaminya, akhirnya mereka pun diperkenankan berkunjung ke rumahnya. Betapa senangnya Siti Fatimah karena inilah kesempatan bagi dirinya untuk menguak misteri wanita tersebut.

untitled-3-copyMenurut Siti Fatimah, wanita yang bernama Muti’ah sama juga seperti dirinya dan umumnya wanita. Ia melakukan shalat dan lainnya. Hampir tidak ada yang istimewa. Namun, Siti Fatimah masih penasaran juga. Hingga akhirnya ketika telah lama waktu berbincang, “rahasia” wanita itu tidak terkuak juga. Akhirnya, Muti’ah pun memberanikan diri untuk memohon izin karena ada keperluan yang harus dilakukannya.

“Maaf Fatimah, saya harus ke ladang!”

“Ada keperluan apa?”

“Saya harus mengantarkan makanan ini kepada suami saya”

“Oh, begitu”

Tidak ada yang salah dengan makanan yang dibawa Muti’ah yang disebut-sebut sebagai makanan untuk suaminya. Namun yang tidak habis pikir, ternyata Muti’ah juga membawa sebuah cambuk.

“Untuk apa cambuk ini, Muti’ah?” kata Fatimah penasaran.

“Oh, ini. Ini adalah kebiasaanku semenjak dulu”

Fatimah benar-benar penasaran. “Ceritakanlah padaku!”

“Begini, setiap hari suamiku pergi ke ladang untuk bercocok tanam. Setiap hari pula aku mengantarkan makanan untuknya. Namun disertai sebuah cambuk. Aku menanyakan apakah makanan yang aku buat ini enak atau tidak, apakah suaminya seneng atau tidak. Jika ada yang tidak enak, maka aku ikhlaskan diriku agar suamiku mengambil cambuk tersebut kemudian mencambukku. Ini aku lakukan agar suamiku ridlo dengan diriku. Dan tentu saja melihat tingkah lakuku ini, suamiku begitu tersentuh hatinya. Ia pun ridlo atas diriku. Dan aku pun ridlo atas dirinya”

“Masya Allah, hanya demi menyenangkan suami, engkau rela melakukan hal ini, Muti’ah?”

“Saya hanya memerlukan keridloannya. Karena istri yang baik adalah istri yang patuh pada suami yang baik dan sang suami ridlo kepada istrinya”

“Ya… ternyata inilah rahasia itu”

“Rahasia apa ya Fatimah?” Mutiah juga penasaran.

“Rasulullah Saw mengatakan bahwa dirimu adalah wanita yang diperkenankan masuk surga pertama kali. Ternyata semua gara-gara baktimu yang tinggi kepada seorang suami yang sholeh.”

“Masya Allah… Subhanallah…”

Selasa, 25 Januari 2011

Luas Tanam Padi di Pessel pada 2011 Capai 55.5 Ha

Painan, Januari----

Dinas Pertanian Tanamanan Pangan, Holtikultura,Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Pesisir Selatan mencatat luas tanaman padi di daerah itu pada 2011 sebanyak 55,5 hektare dengan luas panen mencapai 53,2 hektar.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Pesisir Selatan, Afrizon Nazar, menyebutkan, dari Luas Tanam tersebut diperoleh hasil produksi padi sebanyak 250,223 ton atau produksi setara beras (65 persen) sebanyak 162,645 ton.

"Angka ini masih merupakan angka sementara perimbangan produksi dan konsumsi padi pada tahun 2010," ujarnya di Painan, Rabu (19/1).

Ia menyebutkan, konsumsi atau kebutuhan beras di Pessel mencapai 50,364 ton per tahun dengan kosumsi penduduk mencapai 137,984 ton per hari. "Konsumsi beras per orang per hari adalah 0.312 Kg," tambahnya.

Dengan kebutuhan tersebut maka terjadi surplus produksi beras di tahun 2010 sebanyak 11.281 ton.

Pessel Raih Berbagai Prestasi di Bidang Pendidikan

Painan, Januari----

Pembangunan pendidikan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar dalam lima tahun terakhir sudah mulai menampakkan keberhasilan dengan menorehkan berbagai prestasi di tahun 2010. Prestasi tersebut diperoleh Pessel baik dari tingkat Kabupaten, Provinsi dan tingkat nasional .

Dari segi perolehan UAN untuk tingkat SMP Pessel sebanyak tiga tahun berturut-turut yang berada pada posisi 5 besar dari 19 kabupaten kota di Sumbar.

Pessel juga menjuarai lomba cerdas cermat tingkat Sumbar yang diraih oleh SMPN 1 Lengayang, juara I lomba IMSO tingkat SD Provinsi Sumbar dan enam besar tingkat nasional

Selain itu, Juara II POPDA Pessel, juara II lomba kepala sekolah berprestasi tingkat SMA Provinsi Sumbar dan juara III untuk lomba guru berprestasi tingkat SD Provinsi Sumbar

SMAN 2 Painan memperoleh juara III lomba mata pelajaran kimia se Sumatera, juara I untuk lomba ketrampilan mengajar untuk tingkat SMA dan juara I BASEM AWARD untuk SMA tingkat Sumbar.

SMPN 1 Painan memperoleh prestasi yakni juara I Lomba Seni Siswa tingkat Nasional bahkan mewakili Indonesia pada Matta Fair 2008 Malaysia, juara I untuk lomba ketrampilan mengajar untuk tingkat SMA, Juara I BASEM AWARD untuk SMP tingkat sumbar.

Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit berharap tahun-tahun kedepan, Pessel harus banyak lagi menorehkan prestasi di segala bidang tentunya dibantu oleh semua elemen pada bidang pendidikan serta dukungan masyarakat.(

Pulau Penyu Pessel Objek Wisata Potensial

Painan,Januari----

Pulau Penyu di Kabupaten Pesisir Selatan prospektif untuk dikembangkan untuk menarik wisatawan dengan mengelola penyu-penyu yang ada di sekitar pulau.

Pulau Penyu yang bisa dicapai dengan perahu motor ini terkenal dengan pantai berpasir putih, indah serta banyak menyimpan potensi laut.

Jarak ke pulau yang harus dilewati dari Pelabuhan Panasahan, Pesisir Selatan kira-kira 19 mil perjalanan laut.

wartawan pesisirselatan.go.id dalam perjalanan ke Pulau Penyu, bersama rombongan Dinas Parwisata Pessel, ikut menikmati indahnya pemandangan laut. Pulau-pulau kecil yang dilewati membuat perjalanan semakin mengasyikkan.

Tak heran jika Pulau Penyu merupakan target wisata di samping pelestarian penyu yang terus dikembangkan Pemkab Pessel.

Pulau yang luasnya sekitar 8 hektar ini merupakan tempat favorit bagi binatang yang lamban berjalan di darat untuk bertelur. Pulaunya sangat alami karena memang dikondisikan demikian, membuat penyu nyaman menyimpan telurnya dalam pasir di pulau ini.

Sekali bertelur, penyu biasanya bisa menghasilkan sampai ratusan butir. Setelah bertelur di pulau ini, penyu-penyu biasanya kembali ke meninggalkan telur-telurnya.

Kini jenis penyu yang masih tersisa di Pulau Penyu ini hanya tiga sepesies. Yakni penyu hijau, penyu sisik dan penyu belimbing.

Kondisi penyu-penyu yang kian punah inilah yang membuat Pemkab Pessel bermaksud ingin melestarikannya. Kepunahannya antaralain karena menjadi incaran manusia.

Telur penyu yang berjumlah ratusan butir ini diambil untuk ditetaskan di pusat pengembangan penyu Kabupaten Pessel di Pulau Kerabak Ketek.

Pulau Kerabak Ketek merupakan konservasi penyu satu-satunya di Sumatera.

Bahkan pemkab bersedia membeli semua telur penyu ini pada warga agar dapat ditetaskan sebagai pelestarian penyu-penyu yang hampir punah.

Harga Gambir Merangkak Naik

Surantih, Januari----

Harga komuditas gambir di sejumlah pedagang pengumpul di pasar tradisional Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) merangkak naik. Dari harga Rp14 ribu perkilogram, naik menjadi Rp 16.000 perkilogram.

"Harga komoditi eksport itu sudah mulai berangsur naik sejak sepekan terakhir. Meski demikian, harga itu juga belum dapat membuat kami (petani) bergairah, karena harga itu masih saja terbilang rendah. Biaya produksi belum seimbang dari harga jual getah, ungkap Masri petani gambir di Surantih Senin (24/1) siang.

Sebelumnya, harga getah gambir anjlok pada posisi Rp14 ribu perkilogram. Harga itu bertahan beberapa bulan hingga sepekan terakhir. Sehingga petani gambir mengeluh karena harga jual tidak seimbang dengan biaya produksi. Kondisi terakhir, petani sempat memiliki utang bertumpuk kepada seseorang (pedagang).

Untuk membayar utang dengan alasan pinjaman itu, petani harus menjual seluruh produksi kepada pegadang tersebut sesuai dengan harga saat itu.

Data Dinas Perkebunan Pessel mencatat luas potensi perkebunan gambir tahun 2009 di pessel 6.900 hektare dan luas perkebunan yang telah di manfaatkan sebanyak 6.013 hektare. Tahun 2010 luas itu kembali meningkat.

Jumlah petani Gambir di Pessel berjumlah 3.736 KK dengan KK terbanyak berada di Kecamatan Sutera berjumlah 2.127 KK, Koto XI Tarusan berjumlah 1.433 KK dan Batang Kapas sebanyak 98 KK.

Primagama Buka Cabang ke 765 di Pessel

Painan, Januari---

Bimbingan belajar (Bimbel) Primagama membuka Cabang ke 765 di Pesisir Selatan, Sumbar yang diresmikan pemakaiannya oleh Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit Senin (24/1).

Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit Senin mengharapkan dengan hadirnya lembaga non formal tersebut, diharapkan bisa menjadi pendamping bidang pendidikan formal dalam menciptakan generasi-generasi sukses di masa yang akan datang.

"Kita ingin pelajar yang ikut bimbel dapat meningkatkan prestasi serta menembus universitas yang terbaik," katanya.

Ketua yayasan Primagama cabang Pessel, Wartawati menyebutkan, Primagama resmi didirikan 14 Desember 2010 dengan mendatangkan tenaga pengajar yang ahli di bidangnya

"Primagama Pessel membuka kelas bimbingan mulai kelas III SD hingga kelas 12 SMA," ujarnya menambahkan.

Dengan bimbingan belajar di Primagama ini para anak didik akan lebih terlatih dan mahir dalam menjawab soal-soal yang diberikan sekolah atau perguruan tinggi yang diinginkan.

"Sekarang para pelajar di kabupaten Pesisir selatan tidak perlu jauh-jauh lagi ke luar kota dalam mengikuti Bimbingan Belajar," pungkasnya

Peran Camat Dan Tokoh Masyarakat Bangun Daerah

Painan. Januari----

Wakil bupati Pessel, Drs Editiawarman Msi menegaskan kepada para camat untuk dapat melakukan kerjasama yang baik dengan para tokoh masyarakat dalam mendorong pembangunan daerah, sebab peran tokoh masyarakat sangat menentukan lajunya pembangunan karena keberadaan selalu ditengah masyarakat

Penegasan tersebut disampaikan wakil bupati pada acara serahterima jabatan camat Bayang dari pejabat lama Zulfian Afrianto SH kepada pejabat baru, Sutan Heriyardi S Sos yang dihadairi oleh, ninik mamak, mustika kecamatan Bayang, tokoh masyarakat, kepala sekolah, wali nagari dan wali kampung se kecamatan Bayang.kegiatan tersebut berlangsung di ruang UDKP kantor camat Bayang, Senin( 31/1)

Tugas camat selaku kepala wilayah tidak saja dikantor akan tetapi juga turun kelapangan memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat, sebab dalam kondisi saat ini dituntut peran aktif semua pihak dengan kerja keras dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Keberhasilan seorang camat akan tercermin dari peran aktif masyarakatnya dapat bangkit membangun nagari bersama pemerintah, jadi sudah seharusnya kebersamaan membangunan anatra pemerintah dan masyarakat dapat diwujud sehingga dapat membuahkan hasil yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.

Pembangunan akan dapat terlaksana bila semua pihak memberikan dukungan terhadap pemerintah, maka kepada masyarakat juga diharapkan untuk dapat memberikan partisipasinya dalam menggalang berbagai bidang pembangunan agar daerah ini bebas dari ancaman kemiskinan

Salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Bayang Syafnil Syarif Spd juga mengharapkan hal yang sama agar pemerintah juga dapat memberdayakan para tokoh masyarakat, jadi segala program pembangunan yang akan dilaksanakan dimusyawarahkan bersama. Kata Syafnil

Cari Blog Ini

ANGGOTA